Jejak Keluarga Kudus | Part I

Teman, teman, kali ini, kita akan bersama-sama menemani Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yosef dalam perjalanan ke Mesir untuk mengunngsi dari kejaran Herodes. Kepergian keluarga kudus ke Mesir selalu dianggap sebagai pemenuhan nubuat Nabi Hosea yang berbunyi: "Dari Mesir, Kupanggil Anak-Ku." (Hosea 11:1) Sambil mengenal beberapa tempat persinggahan Keluarga Kudus dan menysukuri kerelaan Tuhan, kita akan berdoa untuk memperoleh rahmat dari perjalanan mereka bagi diri kita sendiri dan keluarga besar anak-anak Allah. Yuk kita mulai!

Ysus yang termanis, kami hendak menemani-Mu dan keluarga-Mu selama pengungsian ke Mesir. Bersama Bunda Maria dan Santo Yosef kami mau menjaga-Mu dengan segenap jiwa dan raga kami. Bantulah kami untuk menjalankan niat ini juga dalam kehidupan kami sehari-hari. Amin.

1. Bubatis (Tel Basta)

Bubatis atau Tel Basta adalah salah satu kota pertama yang disinggahi oleh Keluarga Kudus karena etaknya yang berbatasan dengan Palestina. Menurut tradisi, ketika Keluarga Kudus tiba di kota ini, berhala-berhala Mesir terguncang dan jatuh. Peristiwa ini dianggap sebagai pemenuhan nubuat Nabi Yesaya: "Lihat, TUHAN mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya, dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka." (Yesaya 19:1) Di samping kuil berhala yang runtuh, kanak-kanak Yesus membuat suatu mata air muncul, di mana kelak terjadi banyak penyembuhan. 

Sayang seali, tidak ada tempat suci yang didirikan sebagai penanda untuk peristiwa ini. Untuk waktu yang lama, sumber-sumber mengenai mata air ini hanya dapat ditemukan pada catatan-catatan sejarah dan homili-homili para uskup. Namun pada tahun 1991, arkeolog-arkeolog berhasil menemukan sisa-sisa sumur kuno di lokasi reruntuhan kuil Bastet yang diidentifikasi berasal dari abad pertama. Umat Gereja Koptik setempat memercayai bahwa sumur inilah yang dibuat di atas mata air suci itu.

Tuhan Yesus, di mana Engkau meraja, di situ berhala-berhala runtuh dan setan-setan terusir. Merajalah dalam hati kami, supaya semakin hari, semakin berkurang kecenderungan-kecenderungan buruk kami. Amin

2. Bilbeis

Ketika Keluarga Kudus tiba di Kota Bilbeis, mereka melewati sebuah arak-arakan pemakanan dari putra seorang janda. Hati Yesus tergerak ketika melihat kesedihan wanita tersebut dan membangkitkan putranya yang mati. Peristiwa ini mencerminkan kisah dalam Injil Lukas mengenai anak laki-laki janda di Nain yang juga Yesus bangkitkan (Lukas 7:11-17)

Satu sumber mengatakan bahwa setelah peristiwa tersebu, Keluarga Kudus tinggal selama 6 bulan di kota ini sampai Yesus berusia 2 tahun. Bilbeis menjadi keuskupan penting pada abad ke-4 dan disebutkan dalam berbagai catatan sejarah dan peziarah.

Tuhan Yesus, Engkaulah kebangkitan dan kehidupan. Berilah istirahat kekal bagi saudara-saudari kami yang telah meninggal. Hiburlah orang-orang yang berduka cita dan teguhkanlah iman kami akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Amin.

3. Lembah Natrun

Semakin jauh, Keluarga Kudus berjalan ke arah barat. Setelah menyebrangi Sungai Nil, mereka melewatu Lembah Natrun (Wadi El-Natrun). Dalam tradisi yang dipegang erat oleh para biarawan setempat, dikatakan bahwa Yesus melihat lembah ini dan mengetahui bahwa bertahun-tahun kemudian, biara-biara serta tempat tinggal para rahib dan eremit akan didirikan di sini. Karena kasih-Nya kepada mereka, Yesus memberkati Lembah Natrun dan menciptakan sumur di tengah padang pasir yang kelak dimanfaatkan oleh para rahib dan eremit untuk memenuhi kebutuhan air mereka. 

Lembah Natrun masih menjadi pusat hidup membiara di Mesir sampai sekarang dan dikunjungi banyak peziarah karena menghasilkan banyak orang kudus.

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki supaya ada orang-orang yang menanggapi panggilan-Mu untuk berdoa dan berkarya dengan cara khusus demi memperlengkapi Gereja. Berkatilah kaum religius dan para klerus agar senantiasa setia pada panggilannya dan bahagia dalam persatuan dengan Dikau. Amin. 

4. Matariya

Keluarga Kudus melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Mereka tiba di suatu pedesaan bersama Matariya. Keluarga Kudus meneduh sejenak di bawah pohon ara yang terletak di desa ini. Ketika mereka sedang berteduh, suatu mata air muncul secara ajaib agar Keluarga Kudus dapat minum darinya. Bunda Maria juga mengambil air dari situ untuk memandikan Yesus.

Konon, ketika air sisa permandian Yesus dibuang ke tahan, munculah tanaman balsam yang biasa digunakan untuk pengobatan dan pembuatan minyak krisma. Saat ini, keturunan pohon ara tersebut beserta sumur mata airnya masih ada dan dikenal sebagai Pohon Perawan Maria. Banyak peziarah datang ke sana, baik dari kalangan Kristen maupun Muslim. 

Tuhan Yesus, Engkaulah sang penyembuh tubuh dan jiwa kami. Pulihkanlah yang sakit dan teguhkanlah iman mereka. Berilah juga hikmat dan kekuatan kepada orang-orang yang merawat mereka. Amin. 

Untuk infografis orang kudus lainnya yang menarik dapat melihat di instagram @saintpedia

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“disarikan dan diterjemahkan oleh saintpedia: https://saintpediastory.blogspot.com/

Komentar

Postingan Populer