𝐉𝐮𝐫𝐧𝐚𝐥𝐢𝐬 𝐀𝐰𝐚𝐦 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐛𝐞𝐚𝐭𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢: 𝐁𝐞𝐚𝐭𝐨 𝐌𝐚𝐧𝐮𝐞𝐥 𝐋𝐨𝐳𝐚𝐧𝐨 𝐆𝐚𝐫𝐫𝐢𝐝𝐨



Ada gak ya orang kudus pelindung Jurnalis?

    Ada dong! Yuk kenalan dengan Beato Manuel Lozano Garrido, seorang jurnalis awam pertama yang dibeatifikasi oleh Gereja. 

    Manuel Lozano Garrido atau yang sering dipanggil juga sebagai "Lolo" lahir di Linares, Spanyol pada 9 Agustus 1920. Ia merupakan salah satu dari 7 bersaudara. Ayahnya meninggal saat Lolo masih kecil dan ibunya wafat saat Lolo berusia 15 tahun. Hal ini membuat Lolo dan saudara-saudarinya yang lebih tua harus menafkahi keluarganya. 

    Sejak kecil, Lolo memiliki kecintaan mendalam pada Yesus. Ia bergabung dengan Asosiasi Katolik ketika masih berusia 11 tahun. Dalam komunitas itulah Lolo bertumbuh dalam iman hingga ia wafat. 

    Saat perang saudara meletus di Spanyol pada tahun 1936, Lolo yang masih berusia 16 tahun secara diam-diam membawakan Komuni Kudus kepada penduduk desa. Selama kurang lebih 2 tahun ia melakukan pelayanan rahasia ini hingga akhirnya tertangkap dan dimasukkan ke dalam penjara karena dianggal "terlalu Kristen". 

   Saat di penjara, Lolo harus menghabiskan malam Kamis Putih di sel penjara. Gelap dan dinginnya penjara tidak membuat Lolo merasa kesepian. Kehangatan dari Ekaristi yang ia sembunyikan dalam karangan bunga kecil menjadi penghiburnya. Lolo menghabiskan malam Kamis Putih dalam adorasi dan menemani Yesus yang juga 2000 tahun lalu di malam Kamis Putih juga berada di sel penjara. Tak ada satupun sipir yang mengetahui hal ini. Lolo akhirnya dibebaskan pada keesokan harinya pada hari Jumat Agung dan merayakan Paskah bersama saudara-saudarinya. 

Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.

- Matius 26:38 - 

    Lola memiliki bakat seorang jurnalis sejak ia masih sangat muda. Ia sanbat suka membaca karya publikasi dan berbagai jenis buku. Uniknya, rumah tempat tinggal Lolo berada di seberang Gereja paroki sehingga dari balkon, Lolo bisa melihat Tabernakel. Ketika ia membaca dan menulis ia selalu menyapa Yesus yang hadir dalam Tabernakel. Ekaristi selalu menjadi jangkar dan sumber inspirasinya. 

    Saat berusia 22 tahun, Lolo mengalami sakit yang berbahaya yang disebut sebagai Spondylitis. Dokter yang memvonisnya mengatakan rasa sakit akibat penyakit ini bagaikan peniti yang ditancap di setiap milimeter kulit, nyeri berkepanjangan di leher, punggung, tulang belakang, dan berujung kelumpuhan. Penyakit ini menyerang mata Lolo dan dalam waktu singkat, ia benar-benar buta dan puncaknya adalah melumpuhkan Lolo. 

    Di tengah sakitnya yang menyedihkan, Lolo tetap bersukacita. Banyak orang menganggap masa seperti itu sangat suram. Selama 51 tahun hidupnya, beberapa orang bahkan beranggapan bahwa ia hanya hidup 28 tahun. Mengapa? Karena 28 tahun terakhir hidupnya, ia buta dan di kursi roda. Berbanding terbalik dari anggapan banyak orang, bagi Lolo masa-masa inilah yang paling produktif dalam hidupnya. 

    Selama sakitnya, iman Lolo makin terbentuk dan makin kuat sehingga membantunya untuk semakin mencintai Yesus, Bunda Maria, dan sesamanya setiap hari. 

    Meski Lolo hanya berada di dalam kamarnya, ia juga tetap aktif sebagai jurnalis. Ia menulis artikel-artikel meskipun hanya bisa menggunakan satu tangan. Ketika ia sudah benar-benar lumpuh, ia akan merekam kata-katanya dan saudari perempuannya, Lucia, akan mengetik untuknya. Lolo telah menulis banyak artikel dan sembilan buku. Ia juga menceritakan tentang kehidupannya, pengalamannya bersama Allah, bagaimana ia hidup dan menderita, berusaha tidak mengeluh, melawan depresi, dan tidak meratapi hidupnya secara berlebihan. Lolo pernah berkata,

Pada awalnya, penderitaan mungkin terlihat seperti kedatangan si penuai (malaikat maut). Namun, sesungguhnya yang terjadi adalah ia menaburkan harapan. Aku berkata kepadamu, hanya penderitaan yang dapat membuat panggilanku sebagai manusia dan cita-cita rohaniku bisa tercapai.

    Lolo yang mengalami kesulitan bernapas yang parah karena penyakitnya, terserang flu biasa dan meninggal karena komplikasi pada tanggal 3 November 1971 di usia 51 tahun.

    Pada tanggal 19 Desember 2009, Paus Benediktus XVI mengakui mukjizat yang tidak dapat dijelaskan oleh medis dan dikaitkan dengan perantaraan doa Lolo dalam penyembuhan seorang anak berusia 2 tahun yang menderita kegagalan banyak organ karena penyakit yang disebut sepsis gram negatif.

    Pada tanggal 12 Juni 2010, Manuel Lozano Garrido dibeatifikasi dan dinyatakan Terberkati/Beato oleh Paus Benediktus XVI. Beato Manuel Lozano sekarang dikenal sebagai orang kudus pertama pelindung jurnalis dari kalangan awam. 

Doa kepada Beato Manuel Lozano


Untuk infografis orang kudus lainnya yang menarik dapat melihat di instagram @saintpedia

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“disarikan dan diterjemahkan oleh saintpedia: https://saintpediastory.blogspot.com/



Komentar

Postingan Populer