Santo Ignatius Loyola dan Kisah Para Kudus

     

    Inigo, nama lahir Ignatius, adalah seorang pemuda yang ambisius. Ia lahir dari keluarga bangsawan pada tahun 1941 di daerah Basque, Provinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara. Sejak kecil, ia sering membaca kisah kepahlawanan para ksatria yang pergi berperang. Mereka bertarung dengan gagah berani untuk mengabdi rajanya dan melindungi seorang putri. Bahkan, setelah memenangkan pertempuran, ksatria-ksatria ini dapat menikahi sang putri. Bagi Inigo, kisah-kisah heroik dan romantis tersebut bukan sekadar hiburan, tetapi juga inspirasi yang mengarahkan jalan hidupnya. 

    Malang bagi Inigo dan mimpi-mimpinya, ketika berperang di Pamplona, pasukan Spanyol kalah telak melawan pasukan Prancis. Kaki Inigo sendiri terkena tembakan meriam. Hal ini mengakibatkan Inigo harus dirawat cukup lama dan menjalani operasi yang menyakitkan beberapa kali. Peristiwa ini membuat Inigo cacat dan tidak bisa lagi mengejar impiannya. 

    Selama dirawat, Inigo harus terbaring di kamar istana keluarganya. Inigo meminta bacaan-bacaan yang ia sukai tentang para ksatria. Namun, buku-buku itu tidak ada di sana. Sebagai gantinya, ia diberikan dua buku tentang kisah kehidupan Kristus (Vita Christi) dan kehidupan para kudus (Flos Sanctorum) untuk dibaca. Dengan terpaksa, Inigo membaca kedua buku tersebut. Seiring membaca kedua buku tersebut, Inigo semakin terpikat dengan kisah para kudus, para ksatria surgawi yang dengan gagah berani mengabdi kepada Allah, Rajanya. Inigo sangat terkesan dengan kisah St. Fransiskus dari Asisi dan St. Dominikus de Guzman. 

    Ia sampai mengatakan, "Jika Fransiskus melakukan itu, maka aku akan melakukan itu. Jika Dominikus melakukan itu, maka aku akan melakukan itu." Sejak saat itu, Ignatius mengarahkan kehendaknya yang kuat itu untuk meneladani para kudus. Apa yang ia lakukan berikutnya menjadi sejarah yang masih hangat terkenang di hati Gereja dan saudara-saudaranya para Yesuit, sampai hari ini. 

    Apa yang dapat kita pelajari dari hubungan St. Ignatius dengan kisah para kudus? Mimin menawarkan 2 hal untuk direnungkan. 

    Pertama, Ignatius terkesan dengan kisah para kudus dalam mengabdi Allah, sehingga mendorongnya untuk melakukan hal serupa. Kisah-kisah yang kita baca atau lihat melalui film juga bisa menjadi inspirasi bagi kita. Kita dapat belajar mengenai berbagai kemungkinan untuk menyikapi berbagai situasi hidup melalui kehidupan dan cara para kudus mengungkapkan kasih mereka kepada Allah. 

    Kedua, sekalipun Ignatius membaca banyak kisah para kudus, ia menerapkan jalan kekudusannya dengan cara tersendiri. Jalan Ignatius inilah yang sekarang dikenal dengan Spiritualitas Ignatian. Gunakanlah berbagai hal yang Tuhan berikan kepadamu (misal: kepribadian, bakat, minat) untuk mengasihi dan mengabdi-Nya. Kisah para kudus hendaknya membantu kita untuk menemukan jalan kekudusan kita sendiri. Be original! Masing-masing dari para kudus memiliki latar belakang, tantangan, dan pelayanan yang berbeda. Mereka hanya pasti sama dalam 1 hal, yaitu mau mengasihi Allah dengan segenap diri.  

 

 Untuk infografis orang kudus lainnya yang menarik dapat melihat di instagram @saintpedia

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“disarikan dan diterjemahkan oleh saintpedia: https://saintpediastory.blogspot.com/

 

Komentar

Postingan Populer