Imam Jantung Hati Kudus Yesus

    

   Devosi Hati Kudus Yesus berbicara tentang hati Sang Juruselamat yang berdetak untuk umat manusia. Hati ini dipenuhi oleh belas kasih terhadap keadaan manusia, tak terkecuali dosa dan penderitaan. Para imam yang mewarisi perutusan Yesus Kristus dipanggil untuk memiliki hati seperti hati Allah yang tampak pada Hati Kudus Yesus. Hal ini tepat seperti apa yang dikatakan oleh St. Yohanes Maria Vianney, imam kudus dari Ars:

Imam adalah jantung hati Yesus. 
Jika kamu melihat seorang imam, pikirkanlah Tuhan kita Yesus Kristus.

    Salah satu bentuk nyata dari cara imam menampakkan hati Allah adalah dengan melayani pelayanan Sakramen Rekonsiliasi atau Pengakuan Dosa. Melalui sakramen inilah, luka-luka rohani umat dibawa kepada Allah untuk dibalut dan disembuhkan.

    Dalam kesempatan ini, Tim SaintPedia mau memperkenalkan 3 imam kudus yang setia menjalankan spiritualitas Hati Kudus Yesus dengan mendengarkan pengakuan dosa. Tiga imam ini adalah St. Leopold Mandic, St. Yohanes Maria Vianney, dan St. Pio dari Pietrelcina. Yuk kita cari tahu bagaimana mereka mewujudkan sikap hati Yesus ini dalam karya pelayanan mereka. 


Santo Leopold Mandic
    Sebagai bapa pengakuan, ia dikenal sebagai imam yang selalu siap sedia menerima para peniten. Terkadang, saudara-saudara Kapusinnya jengkel karena Romo Leopold sering tidak hadir dalam pertemuan-pertemuan komunitas demi melayani pengakuan dosa umat. Romo Leopold dinilai terlalu murah hati dalam memberikan penitensi kepada umat. Menanggapi tuduhan itu, ia berkata, "Beberapa orang berkata bahwa saya terlalu baik hati. Namun, bila kamu datang dan berlutut di hadapanku, bukankah itu merupakan tanda yang cukup bahwa kamu ingin memperoleh pengampunan dari Allah? Belas kasih Tuhan melampaui segala pengharapan." Ia melanjutkan, "Bila Tuhan mau mempersalahkan saya karena saya terlalu lunak terhadap para pendosa itu, saya akan mengatakan kepada-Nya bahwa Dialah yang memberikan contoh itu kepada saya dan bahwa saya bahkan tidak sampai mati demi keselamatan jiwa-jiwa sebagaimana yang telah Ia lakukan!"

Santo Yohanes Maria Vianney
    Santo Yohanes Maria Vianney dikenal sebagai bapa pengakuan yang amat berbelas kasih. Pada abad ke-17, Gereja di Prancis memperlakukan para peniten dengan keras dan memberikan penitensi yang banyak. Bhkan, para imam diberikan daftar panjang dosa beserta penitensi yang sesuai. Sering kali, umat tidak sanggup melaksanakannya. Romo Vianney menolak untuk memberikan penitennya denda dosa yang banyak itu. Namun, agar tidak menyalahi praktik penitensi masa itu, ia menanggung sebagian besar penitensi dan hanya memberikan penitensi yang ringan kepada para peniten. Hal ini membuatnya harus menghabiskan banyak waktu untuk berdoa dan berbuat silih, sehingga ia hanya tidur selama 3 jam sehari. 

Santo Pio dari Pietrelcina
    Santo Pio dari Pietrelcina dikenal sebagai bapa pengakuan yang tegas. Suatu hari, seorang wanita Inggris datang mengaku dosa kepada Padre Pio. ketika ia berlutut di kamar pengakuan, dengan segera Padre Pio menutup sekat kamar pengakuan dan berseru: "Aku tidak dapat melayanimu!" Dengan terkejut, wanita itu keluar dari kamar pengakuan dan tinggal selama beberapa minggu di Rotondo. Setiap hari, ia kembali ke kamar pengakuan Padre Pio dan terus mendapat penolakan. setelah sekian lama, Padre Pio mau mendengarkan pengakuan dosa wanita itu. "Padre, mengapa engkau membuatku menunggu begitu lama?" tanya wanita itu. Padre Pio menjawab, "Engkau sendiri? berapa lama engkau sudah membiarkan Tuhan kita menunggu? Seharusnya engkau heran bahwa Yesus masih mau menerimamu setelah engkau melakukan begitu banyak dosa sakrilegi. Engkau telah menunda-nunda pengakuanmu selama bertahun-tahun dan di samping itu, meskipun engkau berdosa berat terhadap ibu dan suamimu, engkau tetap menyambut Komuni."

    Mendengar teguran padre pio yang jelas dapat membaca hatinya, wanita itu sungguh menyesal dan menangis haru ketika Padre Pio memberi absolusi. beberapa hari kemudian, wanita itu kembali ke Inggris diliputi kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.


Apa yang Bisa Kita Pelajari?
    Paling tidak, ada 2 hal yang dapat kita pelajari dari mereka:

  • Kelembutan Mereka

Pertama, dari kelembutan mereka, kita belajar bahwa Allah mau mencurahkan pengampunan-Nya dan menerima kita apa adanya. Kita tahu bahwa kita tidak akan ditolak setiap kali kita mau memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Hati-Nya terbuka lebar dan siap untuk kita sadari.

  • Ketegasan Mereka
Kedua, dari ketegasan mereka, kita belajar bahwa Allah ingin kita terbebas dari penderitaan akibat dosa. Terkadang, dosa-dosa favorit menghalangi kita dari kehidupan yang benar-benar merdeka dalam Allah. Kita harus mau membangun kehendak untuk menjauhi hal-hal yang tidak berkenan kepada allah dan belajar untuk mencintai hal-hal yang allah kehendaki demi kebaikan kita. Hati-Nya peduli kepada kita

    Senantiasa menampakkan hati Allah merupakan tantangan yang terus-menerus digeluti oleh para imam. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa bagi mereka. Kiranya, para imam dapat menampakkan hati Allah yang selalu siap menerima kita dan peduli kepada kita, seperti yang dicontohkan oleh St Leopold Mandic, St. Pio dari Pietrelcina, dan St. Yohanes Maria Vianney. Yuk doakan imam-imam kita! 

Untuk infografis orang kudus lainnya yang menarik dapat melihat di instagram @saintpedia


Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“disarikan dan diterjemahkan oleh saintpedia: https://saintpediastory.blogspot.com/

 

Komentar

Postingan Populer