Sejarah Penghormatan Para Kudus Dalam Gereja
Awal kehidupannya, Gereja menghormati para martir yang mati sebagai saksi iman. Mengapa? Sebab pada waktu itu banyak orang beriman yang dibunuh demi imannya kepada Kristus. Dalam perkembangannya, ketika kehidupan Gereja dalam suasana damai dan Gereja berkembang dengan pesat, hampir tidak tidak ada lagi atau sedikit orang-orang yang menjadi martir demi iman. Namun, berkembang pemahaman bagaimana orang beriman dapat menjalankan kehidupan Injil secara sempurna.
Beberapa orang beriman menjadi pertapa di dalam hutan atau di padang gurun. Kehidupan mereka menjadi contoh teladan bagi orang-orang yang ingin menjalankan nasihat Injil secara sempurna. Oleh sebab itu, terjadi perkembangan makna tentang pandangan siapa orang kudus itu. Dari martir menjadi mereka yang “hidup terpisah dari dunia.” Pada masa sekarang pun terjadi perkembangan pandangan tentang siapakah orang kudus itu. Tapi baiklah kita melihat bagaimana proses seseorang dinyatakan secara resmi atau kanonik menjadi orang kudus.
Selama milenium pertama, Gereja belum memiliki prosedur dalam menyatakan seseorang sebagai kudus. Masing-masing tempat memasukkan orang yang dianggap kudus dalam kalender mereka sesuai dengan popularitas sosok tersebut dalam Gereja lokal. Barulah pada tahun 1642, Paus Urbanus VIII menetapkan proses kanonisasi dan beatifikasi yang hanya dapat dilakukan oleh Paus.
(Untuk gambar silahkan cek di instagram @saintpedia agar tidak terpotong)





Komentar
Posting Komentar